Selasa, 19 Januari 2010

kitab Futuhat Al Makkiyyah karya Ibnu 'Arabi

Kitab Futuhat Al Makkiyyah
oleh :win asep ari gayo
1. Pendahulan
Islam adalah agama yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Agama Islam adalah agama yang Universal dapat diterima diberbagai kalangan dan golongan dan segala zaman, Rahmatan lil ’alamien.
Proses penyebaran Islam berlangsung cukup lama dan panjang, melewati berbagai cobaan dan fase, melewati berbagai cara, sehingga penyebarannyapun merambah keberbagai daerah bahkan berbagai negara dan benua dengan nuansa yang berbeda. Sehingga Islam pun hadir secara hangat ke tengah Masyarakat, begitu pula dengan Al-Qur’an yang merupakan sumber hukum yang pertama dalam Islam, Dari sinilah mulai bermunculan Pemikir pemikir Muslim dengan keahlian yang berbeda-beda, baik dari segi Hadits maupun Tafsir sejak dahulu para ulama-ulama menafsirkan Al-Qur’an dengan pemahaman yang berbeda-beda sehingga menambaah Khazanah keilmuan Islam, seperti halnya Ibnu Al Arabi dari Andalusia yang menganut pemahaman Sufi.
2. Pembahasan
A. Biografi
Pada tahun 560 H, di spanyol ketika itu sedang populernya Madzhab Sufi, yaitu nama yang dipakai oleh penganut-penganut yang berpaham Tasawuf, sedangkan Tasawuf sendiri adalah ilmuu untuk mengetahui bagaimana cara munsucikan jiwa, menjernihkan Akhlak, membangun zhahir dan batin untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi dengan cara zuhud (menjauhi hal-hal yang bersifat Duniawi).
Maka lahirlah Muhammad Ibnu Ali ibnu Muhammad ibnu Al-‘arabi al Tai al Hatimi di kota Mursia, Spanyol baian tenggara, yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Ibnu Arabi. Beliau adalah penganut sufi yang terkenal pada masanya Pada umur delapan tahun ia memulai pendidikan formalnya, dikota pusat ilmu pengetahuan, dibawah bimbingan sarjana-sarjana terkenal ia mempelajari Al Qur’an dan tafsirannya, hadits fiqh, Teologi dan filsafat skolastik, beliau sangat antusias, sehingga mendapatkan kedudukan yang diberhitungkan oleh Umat maupun kalangan Sufi, sehingga beliau mendapatkan gelar Muhyi ad-Din (penghidup agama). Ketika ia diangkat menjadi sekretaris Gubernur di kota Seville, beliau menikahi seorang wanita muda yang shalehah, namanya adalah Maryam, suasana guru-guru Sufi dan kesertaan istrinya dalam keinginannya mengikuti jalan Sufi menjadai faktor yang kondusif yang mempercepat pembentukan diari Ibnu ‘Arabi menjadi seorang Sufi. Ia memngikuti jalan Sufi (Tarekat ) formal dapa 580 H/1184 M.
Pada usia tiga puluh tahun menurut perhitungan tahun Lunar atau dua puluh delapan menurut tahun Solar, pada tahun 590 H/1193M, untuk pertama kalinya beliau mengadakan perjalanan perjalanan menuju semenanjung siberia, pada tahun ia ia pergi ke Tunis dan disana ia berguru pada ibnu Qassi, (pemimpin Sufi yang melakukan pemberontakan terhdap Dinasti al nurobitin di Algarve, keberangkatan beliau ke sana mengakhiri fase pertama kehidupannya yang merupakan fase persiapan menjadi seorang Sufi. Lalu ia melakukan perjalanan menuju Makkah dan memulai kehidupannya di kota itu, selama menetap di Makkah, beliau menggunakan banyak waktunya untuk mengkaji dan menulis, pada masa itu ia mulai menulis karya ensikopedi momentaknya yang ia beri judul Futuhat-al-Makkiyyah, lalu ia perdi ke damaskus dan memilih kota itu sebagai tempat menetap hingga akhir hayatnya. Beliau wafat pada 22Rabi’u-tsani 638 H yang bertepatan dengan November 1240 M di Damaskus, ia dimakamkan di sahilyyah, di kaki bukit Qasiyun di bagian utara kota Damaskus, yang mana tempat ini sering dikunjungi oleh umat muslim dikarnakan disucikan semua Nabi
Dan diantara karangan beliau yang paling Mashur adalah buku Futuhat-al-Makkiyyah.

B. Latar belakang penulisan buku
diantara para pemikir Islam pada masa itu, Ibnu ‘Arabi termasuk orang yang produktif dalam menulis, karya-karya beliau sangat beragam ukuran dan isi, dari uraian-uraian pendek sampai surat-surat yang hanya terdiri dari beberapa halaman, risalah-risalah metafisik yang abstrak sampai puisi-puisi Sufi yang mengandung aspek kesadaran Ma’rifah, salah satu karyanya yang paling penting adalah Buku Futuhat Al Makkiyyah fii Ma’rifati al Asror al-Malkiyyah wa al-Mulkiyyah, yang disusun di Makkah tahun 598 H, selesai di Damaskus Tahun 629 H. terdiri dari 560 Bab yang terbagi menjadi delapan juz, dari Penerbit Dar el Fikr, Libanon. didalamnya terdapat urain-uraian tentang prinsip-prinsip metafisika dan berbagai ilmu lainnya.
Beliau sangat dikenal dengan konsep wihdatul wujud,adapun salah satu yang melatar belakangi penulisan buku ini adalah tentang wihdatul wujudnya, keberadaan Makhluk tergantung kepada Tuhan, atau berasal dari hasil penampakan wujud Ilahiyyah, dan manusia adalah penampakan wujud diri Tuhan yang paling sempurna menurutnya, inilah yang mendominasi beliau terhadap Buku Futuhat al-Makkiyyah .
C. Sistematika Penulisan Kitab
Kitab Futuhat al Makkiyyah mempunyai perbedaan dalam tafsirannya dengan Kitab-Kitab tafsir lainnya, begitupun dengan sistematika penulisannya.
Adapun langkah-langkah beliau yang dipakai dalam Kitab ini adalah sebagai berikut:
1. beliau menentukan Tafsirannya pertema, dan ayat-ayat yang ditafsirkannya sesuai tema yang bersangkutan, misalnya pada bab 5, kitab Futuhat al Makkiyyah beliau cantumkan tema Al-Fatihah, dengan judul: mengetahui Rahasia-rahasia tentang kalimat بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ dan Al Fatihah.
2. langkah selanjutnya sebelum memasuki spesifikasi penafsiran, beliau memberikan gambaran umum tentang apa saja yang bersangkutan penafsiran tersebut dalam bab yang sama beliau mencantumkan syair yang menyangkut tentang surat tersebut.
3. lalu beliau memasuki penafsiran dengan cara:
pemenggalan per ayat, بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
lalu beliau memenggal ayat tersebut menjadi perkata, menjadi
ﺒﺴﻢ /ﺍﻟﻟﻪ /ﺍﻟﺭﺤﻤﻦ /ﺍﻟﺭﺤﻴﻢ /
Dari perkata, kemudian beliau uraikan penjabarannya dan penafsirannya menjadi perhuruf, seperti:
بِسْمِ menjadi ﺐ /ﺱ /ﻡ /.
dari susunan huruf tersebut beliau menafsirkan secara panjang lebar tentang rahasia-rahasia susunan huruf yang terangkai menjadi satu kata dan juga makna bathinnya pun beliau cantumkan dalam tafsirannya. maka Beliau berpendapat bahwa susunan kalimat yang terdiri dari beberapa kata yang mana susunan tersebut mempunyai makna bathiniyah tersendiri, begitupun dengan susunan kata yang terdiri dari beberapa huruf, yang mana tiap susunan hurup mempunyai arti tersendiri sehingga menjadi kata, seperti contoh kata Ar-rahman(الرَّحْمَنِ), beliau menafsirkan menjadi dua segi Dzat dan Sifat, tergantung seseorang mengi’rabkannya, jika orang tersebut mengi’rabkan sebagai badal maka kata Ar Rahman(الرَّحْمَنِ) menjadi Dzat, tetapi jika di I’rabkan sebagai na’tan, maka menjadi Sifat, menurut beliau huruf Alif (ﺍ), lam(ﻞ), Ra’ (ﺭ), dartikan sebagai alam, kehendak, dan kekuaatan yang dikembalikan kepada Allah, sedangkan ha(ﺡ), mim(ﻡ) dan nun(ﻥ)diartikan sebagai pembuktian Kalam, maha mendengar dan maha melihat .

D. Metode, Bentuk dan Corak Penafsiran
Kitab Futuhat Makkiyyah karya Ibnu al Arabi termasuk salah satu buku Tafsir Sufi yang berbentuk Isyari, karena didalamnya terdapat pentakwilan ayat-ayat Al Qur’an dengan pentakwilan yang menyalahi ketentuan-ketentuan Dzahir ayat, dan mengemukakan isyarat-isyarat yang tersembunyi yang Nampak oleh beliau.
metode yang beliau susun dalam buku Futuhat Makkiyyah adalah metode Tahlili(Analitis), karena beliau menafsirkan kandungan surat-surat al Qur’an dari pertama hingga akhir surat, meski yang beliau keluarkan didominasi oleh kandungan bathiniyyah.
maka bentuk Penafsiran beliau adalah Ar Ra’y, terlihat dari penafsiran dalam Kitabnya yang beliau tafsirkan menurut keyakinannya dan pemahaman beliau terhadap ayat-ayat al-Quran, yang beliau tetapkan berdasarkan Riyadhah Ruhaniyyah yang beliau tetapkan bagi dirinya.
seperti dalam surat Maryam, ayat 57:
وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا
“Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi”
Beliau berpendapat : Tempat yang tinggi adalah tempat beredarnya Ruh alam Falak-falak(benda-benda langit) yaitu falak Matahari, disitulah (Makam) kedudukan Ruhani Nabi Idris AS, dibawahnya terdapat tujuh Falak, dan diatasnya juga terdapat Tujuh Falak, jadi tempat itu adalah tempat yang kelima belas, lalu setelah itu beliau terangkan tentang uraian falak-falak yang dibawah dan diatasnya itu, beliau berkata : tempat yang tinggi itu untuk kita (para pengikut Nabi Muhammad SAW), sebagai mana yang telah dijelaskan dalam surat Muhammad, ayat 35, yaitu:
وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ……
“……kalian adalah orang-orang yang paling tinggi dan Allah selalu bersama kalian……..”
jadi ketinggisngg yang dimsksudkan beliau adalah ketinggian tempat, bukan ketinggian kedudukan.
memang bila kita teliti terdapat riwayat-riwayat dalam penafsiran beliau, tetapi riwayat-riwayat yang ada bersangkutan dengan penafsiran dan pendapat beliau sengingga periwayatan tersebut adalah untuk mengkokohkan dan melandasi penafsiran beliau sesuai pemahaman beliau mengenai Ayat tersebut.
Corak Penafsiran yang terlihat pada Kitab Futuhat al Makkiyyah adalah Corak Khusus, karena Ibnu al Arabi adalah seorang Ufi sekaligus menjadi Guru besar di kalangan Sufi, ruang lingkup yang ia kondisikan bernafaskan Sufi, maka Kitabnya pun yang beliau susun mengikuti konsef pemikiran beliau, yaitu Sufi yang mengkedepankan konsep wihdatul wujud .

3. penutup
Bahwa Tafsir adalah suatau upaya mencurahkanpemikiran untuk memahami, memikirkan dan mengeluarkan hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an agar dapat diaplikasikan, atas dasar itulah maka diakui peranan Tafsir sangatlah penting dan besar dalam menjelaskan kandungan makna dalam Ayat Al-Quran yang sebagian besar masih bersifat Global dan punya makna yang samar. Kitab Futuhat Makkiyyah karya Ibnu al Arabi adalah salah satu dari sekian banyak prodak yang dihasilkan oleh para pemikir-pemikir Muslim yang telah mengorbankan banyak waktunya, mengalihkan kehidupannya dan mengkonsentrasikan pemikirannya terhadap karya tersebut, sehingga Kitab-kitab Tafsir dengan mudah di konsumsi oleh Masyarakat, dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terciptanya Nuansa kehidupan yang Islami dan Harmonis, karena salah satu dasarnya penafsiran-penafsiran ayat Al-Qur’an berorientasikan kepada kepentingan Humanisme dan keadilan bahkan kepada sesuatu yang bersifat positip.




Daftar pustaka
Dr, Mahmud Basuni Faudah, Tafsir-Tafsir Al Qur’an perkenalan dengan Metodologi Tafsir, Penerbit Pustaka, Cet I, Bandung, 1987.
Prof, Dr, Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, cet I, 2005.
Prof, Dr, Abdul Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir, Penerbit Teras, Sleman, Cet I,2005.
Ibnu al ‘Arabi, Relung Cahaya, Pustaka Firdaus, Jakarta, Cet I, 1988.
Ibnu Muhammad al Ma’ruf bin Ibnu al Arabi, Futuhat Al Makkiyyah, Daar el Fikr, Beirut-Libanon, 1994.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar